Dr.Ir.Heny Budi Utari, MSi dari CP.Prima yang mengisi materi tentang manajemen kesehatan udang pada kelas profesional udang |
Kelas Profesional Udang yang dibentuk oleh Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian-Peternakan UMM mengundang dua pakar untuk membahas tantangan dalam budidaya udang. Diskusi yang diselenggarakan secara online pada Senin (9/8) diperuntukkan bagi mahasiswa yang berminat pada bidang ini. Menurut pembicara pertama, Sarwana sebagai Head of TS dan Training Center dari PT. Suri Tani Pemuka, overfeeding dan penyakit merupakan problem dalam pembudidayaan udang. Pembicara yang berasal dari Aquafeed Division tersebut menyampaikan bahwa pemberian pakan yang umumnya menggunakan metode tradisional dengan cara ditebar berpotensi sebagian pakan tidak termakan oleh udang. Hal ini akan memicu timbulnya penyakit akibat menumpuknya limbah sisa pakan di dasar kolam. “Untuk itu, sudah saatnya petambak beralih ke sistem budidaya intensif untuk memaksimalkan keuntungan,” ujar Sarwana. Salah satu pengembangan teknologi untuk mengatasi permasalahan overfeeding ini adalah autofeeder machine.
Mesin autofeeder dilengkapi dengan komponen yang bisa disetting untuk memberikan pakan secara perlahan dengan interval waktu tertentu dalam durasi yang sudah ditentukan. Dengan pengaturan otomatis, maka mempermudah pekerjaan petambak dalam mengontrol jumlah pakan. Pakan yang terkontrol diharapkan akan mengurangi limbah sisa pakan di dasar kolam, sehingga kualitas air akan tetap terjaga. Meskipun demikian, teknologi autofeeder masih terdapat kelemahan terutama jika diaplikasikan pada kolam kecil, karena pakan yang keluar dari mesin bisa terlontar diluar area tambak. “Selain itu, ketika musim hujan, terkadang pellet pakan cenderung lengket akibat basah sehingga tidak bisa keluar dari mesin,” ungkap Sarwana.
Permasalahan kedua pada pembudidayaan udang adalah terjangkitnya penyakit. Menurut Dr.Ir.Heny Budi Utari, MSi yang merupakan Head Div. FM Technical Service & Lab dari CP. Prima, 90% kematian dalam budidaya akuatik disebabkan karena penyakit. “Sudah saatnya para petambak untuk menerapkan manajemen kesehatan dalam pembudidayaan udang,” kata Heny. Menurutnya Biosecurity menjadi solusi untuk mengatasi penyakit ini, salah satunya adalah manajemen pakan dan limbah. Dengan meminimalisir limbah sisa pakan di dasar kolam, menunjukkan adanya penerapan manajemen kualitas air, sehingga kesehatan udang pun terjaga. “Bagaimana jika kita ingin menerapkan manajemen ini pada budidaya skala Rumah Tangga?”, tanya Riza Rahman Hakim, dosen Akuakultur. “Untuk budidaya skala rumahan, maka minimal harus punya alat untuk mengontrol kualitas air seperti alat cek transparansi air, pHmeter dan thermometer,” pungkas Heny pada sesi diskusi. (RAN/hum)