Tim pengabdian masyarakat dosen teknologi pangan bersama siswa APAP SMKN 2 Batu |
Bakso merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apalagi Kota Malang dan Batu dikenal kuliner khas baksonya. Berdasar SNI 3818:2014 tentang mutu bakso tidak menyebutkan kadar serat sebagai syarat mutunya. Oleh karena itu, Tim Pengabdian dosen Teknologi Pangan yang terdiri dari Prof. Dr.Ir. Noor Harini, MS., Rista Anggriani, STP.MP.MSc dan Hanif Alamudin Manshur, SGz melakukan pelatihan pembuatan bakso substitusi rumput laut di SMKN 2 Batu pada Kamis (23/12). Pelatihan ini ditujukan untuk siswa Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Prof. Noor yang bidang penelitiannya berbasis rumput laut, mengungkapkan bahwa rumput laut merupakan sumber serat yang bagus. Pada pelatihan ini digunakan rumput laut Euchemma cottonii, yang didapatkan dari pulau Kerimun Jawa. “Rumput laut ini mempunyai kadar serat sekitar 11% berat basah”, ujarnya. Serat sendiri bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, selain untuk mengontrol kolesterol dan glukosa darah. Dalam sehari tubuh membutuhkan serat sekitar 34 g untuk pria dewasa dan 28 g untuk wanita dewasa.
Prof. Noor mendampingi siswa dalam pembuatan bakso substitusi rumput laut |
Pada pelatihan tersebut, tim dosen Teknologi Pangan memberikan resep bakso dengan perbandingan daging sapi halus dan bubur rumput laut dengan rasio 60:40. Bakso ini setelah diuji secara organoleptik, peserta pelatihan menyatakan kesukaan pada bakso dengan substitusi rumput laut ini. “Bakso rumput laut ini teksturnya halus seperti bakso pada umumnya dan rasanya enak, meskipun kurang asin”, ujar Ika Melinda, siswa XII SMKN 2 Batu. Sambutan hangatpun disampaikan oleh Dhany Sevitasari, M.Agr, ketua program studi APHP. “Kami harap, semoga ada lanjutan kegiatan ini, sehingga produk bakso dengan substitusi ini bisa dikomersialisasikan”, ungkap guru yang juga lulusan UMM. (RAN/hum).