Kisah Anak Buruh Tani : Seperti Mimpi Mendapat Beasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang
“Bersyukur Bisa Kuliah di FPP UMM”
Mohammad Solikin adalah satu dari ribuan siswa yang beruntung. Bagaimana tidak, di saat biaya pendidikan melambung bak roket seperti sekarang, ia masih berkesempatan mengenyam bangku kuliah. Padahal ekonomi keluarganya pas-pasan. Jangankan untuk biaya kuliah, biaya sehari-hari saja bisa dibilang susah.
Bapaknya hanya seorang buruh tani dengan penghasilan Rp 15.000-20.000 per hari. Sedangkan ibunya, lebih banyak di rumah untuk menekuni pekerjaanya, sebagai penganyam tikar. Keterbatasan ekonomi, membuat ke-4 anaknya selain Solikin, hanya bisa disekolahkan paling mentok sampai SMP.
Anak pasangan Mat Syarief dan Umiati ini lantas tidak putus asa. Motivasi belajarnya tetap kokoh meskipun terlontar kalimat menyedihkan dari Mat, Bapaknya. ”Nanti sehabis SMA, bantu-bantu bapak ya Cong (Panggilan anak laki-laki di jawa),” tutur Solikin meniru omongan Mat.
Saat dihubungi UMM (30/4) lalu, remaja desa Pucang Arum, Kecamatan Baureno, Bojonegoro itu terlihat kaget dan tidak percaya. Bahkan Ia tidak tahu jika Muhammad Sobri, Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pertanian-Peternakan (FPP) itu bakal mengabulkan permohonan beasiswanya yang baru diajukan seminggu lalu.
”Sangat senang ketika usulan beasiswaku dikabulkan UMM. Dari dulu aku pengen sekali kuliah di UMM, tapi pasti biayanya mahal. Gedungnya saja bagus seperti itu. Selain sebagai kampus terunggul se-Jatim, banyak beasiswa keluar negeri yang disediakan UMM seperti erasmus mundus, summer job dan pertukaran mahasiswa asing. Mahasiswanya juga banyak yang mengukir prestasi,” ungkapnya polos.
Siswa lulusan MA Negeri Rengel itu, terbilang cerdas. Terbatasnya Fasilitas yang diberikan keluarganya, tidak membuatnya lantas bermalas-malasan. Ia berhasil mengukir prestasi tinggi dengan nilai UAN-nya 53.15. Jika dirata-ratakan, maka per mata pelajaran berhasil ia kumpulkan 8.86, ”Saya termasuk lulusan terbaik di sekolah,” terangnya.
Awalnya, Solikin sempat putus asa jika benar tidak bisa melanjutkan pendidikanya. Melihat bapaknya yang hanya buruh tani, pelan-pelan ia berusaha mengubur impianya. Tapi berkat usaha dan doa, sampailah informasi mengenai beasiswa Kerja FPP UMM ke telinganya. ”Saat itu juga saya langsung menghubungi UMM,” aku anak bungsu dari lima bersaudara itu.
Ketika dimintai komentar, Sobri merasa senang karena nama UMM melambung pula di Bojonegoro. Bahkan informasi mengenai beasiswa kerja, yang merupakan program beasiswa baru UMM itu begitu cepat sampai kesana. ”Saya sangat mengapresiasi siswa yang memiliki motivasi tinggi seperti dia (Solikin.Red), ada informasi langsung tanggap,” ujar penggagas biskuit kelinci itu antusias.
Sobri tidak hanya akan mengabulkan permohonan beasiswa Solikin, pun untuk Solikin-Solikin lainya. ”Beasiswa itu ditujukan untuk siapa saja yang ingin kuliah namun berbentur biaya.Yang penting mereka memiliki kemauan tinggi untuk belajar,” tandasnya.
Beasiswa kerja yang ditawarkan FPP akan membebaskan mahasiswa dari semua beban biaya kuliah selama delapan semester, mulai dari DPP, SPP dan herregistrasi. Bahkan, lanjut Sobri, si penerima beasiswa akan diberi tunjangan hidup dan tempat tinggal. ”Mereka tinggal kuliah saja, tidak ada biaya apapun yang harus mereka bayar di sini (UMM.Red),” terangnya.
Siswa yang mengaku menyukai ilmu eksak itu menceritakan ketertarikanya menjadi mahasiswa FPP UMM. Menurut pengamatanya, potensi pertanian, peternakan dan kelautan di Indonesia sangat besar. ”Jika tidak mendapat perhatian dari masyarakat, maka kesempatan untuk memajukan negeri ini menjadi sia-sia, ” paparnya.
Mengenai konsentrasi yang akan dipilihnya, ia menjatuhkan pilihan di Jurusan Peternakkan. Baginya, kecintaanya terhadap binatang perlu dijaga dengan mencari tahu bagaimana cara melestarikanya. ”Melestarikan hewan juga ada ilmunya, untuk itu saya bersi keras untuk kuliah,” imbuh siswa dengan nilai Matematika 9.50 itu. Siti Yuliana