Cegah Penyakit Dengan Pangan Organik

Senin, 23 April 2012 16:36 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

PEDULI KESEHATAN: Rektor UMM, Muhadjir Effendy (tengah) mendukung sepenuhnya gagasan FPP untuk menyuplai sayur organik

Dalam rangka menambah fasilitas dan memberikan layanan kesehatan pada masyarakat, UMM mendirikan rumah sakit pendidikan (teaching hospital), dan pada bulan Juni atau Juli 2012 diperkirakan sudah mulai operasional. Berbagai persiapan telah dilakukan, baik yang berkaitan dengan penyelesaian gedung, peralatan, sumberdaya manusia maupun bahan pangan. 

Untuk mengantisipasi pembukaan rumah sakit tersebut, Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) UMM mulai ikut berbenah. Dalam konteks tersebut, FPP UMM akan fokus pada proses suplai bahan pangan organik.  ”Hal ini tidak terlepas dari konsep rumah sakit pendidikan yang semua unsur layanannya harus ada nilai edukasi bagi masyarakat, terutama bagi pasien dan keluarga pasien yang rawat inap di rumah sakit tersebut,” ungkap Dr. Ir. Damat, M.P., Dekan FPP. 

Untuk mewujudkan rencana tersebut, pihak fakultas melakukan kolaborasi dengan P.T. Takiron, perusahaan Jepang yang banyak memproduksi peralatan untuk membangun mini Green House.  Secara teknis, upaya untuk memproduksi bahan pangan organik sudah dapat dilakukan, karena lahan yang akan digunakan juga sudah tersedia sekitar 9 Ha yang tersebar di Karangploso dan di belakang kampus III. Disamping itu, FPP UMM juga sudah memproduksi Biofarm, decomposer,  yang selama ini sudah banyak diaplikasikan untuk mengembangkan padi organik bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se Malang Raya.

Sebagaimana diketahui bahwa dari waktu ke waktu, seiring dengan perkembangan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, jumlah penduduk yang menderita penyakit degeratif (menurunnya fungsi anggota tubuh) terus meningkat yang tidak pernah terjadi di awal tahun 80-an atau sebelumnya.  Salah satu faktor penyebabnya adalah karena konsumsi bahan pangan yang diproduksi dengan menggunakan bahan kimia, baik untuk membunuh mikroorganisme dan jasad pengganggu maupun penggunaan hormon dan zat perangsang tumbuh, serta penggunaan antibiotika secara tidak terkontrol. 

Akibatnya, banyak bahan pangan yang sesungguhnya kurang baik untuk dikonsumsi oleh manusia karena tidak bebas dari residu bahan kimia, hormon ataupun bahan-bahan aditif sintetis lainnya. Untuk mengurangi potensi bahaya tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengkonsumsi bahan pangan organik.

Pangan organik adalah pangan yang dihasilkan dari Sistem Pertanian Organik, baik dalam bentuk mentah, setengan jadi, maupun produk jadi. Pertanian Organik didefinisikan sebgai usaha budidaya pertanian (termasuk peternakan dan perikanan) yang hanya menggunakan bahan-bahan alami, baik yang diberikan melalui tanah maupun yang langsung kepada tanaman, ternak atau ikan budidaya.

Dengan menyajikan bahan pangan yang terhindar dari residu pestisida kimia, antibiotik, atau bahan pengawet berbahaya lainnya.  ”Dengan mengonsumsi bahan pangan organik secara konsisten diharapkan dapat membantu proses penyembuhan bagi pasien selain obat,” ujarnya. Selain itu, dengan mengonsumsi bahan pangan organik juga diyakini dapat menjadi upaya mempetahankan diri dari ancaman beragam penyakit.

Makanan organik dinilai sehat karena pada saat proses penanaman sampai panen tidak mengalami proses kimiawi atau menggunakan bahan sintetik, seperti pestisida, herbisida, pupuk dengan kandungan kimia, penyuntikan hormon atau antibiotik, serta prosesnya tanpa radiasi ionisasi maupun pemodifikasian genetik. Karena itu, proses yang natural tersebut aman untuk dikonsumsi oleh tubuh.

Shared: