Dukung Pariwisata Mandiri di Lereng Bromo , FPP Inisiasikan Industri Olahan Kopi di Desa Taji

Jum'at, 11 September 2020 09:33 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

Kegiatan inisiasi industri olahan kopi oleh FPP di Desa Taji, Kabupaten Malang

     FPP tak pernah bosan untuk selalu memberikan kontribusi kepada masyarakat, walaupun di masa pandemi. Kali ini FPP menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Kegiatan ini dikomando oleh Sri Winarsih, STP.MP, dosen program studi Teknologi Pangan dan melibatkan 17 mahasiswanya. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang didanai oleh Kemendikbud.

     Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Taji yang mempunyai banyak keunggulan, salah satunya adalah kopi sebagai hasil perkebunan. Akan tetapi sumber daya alam tersebut belum maksimal dalam pengelolaannya. “Ini terbukti bahwa hanya 1 orang saja yang mengolah kopi menjadi kopi beras, bubuk dan sangrai. Padahal jumlah petani kopi di desa ini sebanyak 25% dari populasi”, ujar Sri Winarsih. Menurutnya kopi di Desa Taji hanya dijual glondongan dengan dibandrol harga Rp5000- Rp8000 per kg. “Untuk itu kami lakukan inisiasi industri olahan kopi, seperti kopi sangrai, kopi bubuk, dan cookies kopi”, tambahnya. Tak hanya itu, mahasiswa yang terlibat, juga mendesain untuk kemasan dan label produk.

     Selain itu, lokasi Desa Taji  mempunyai wisata alam yakni air terjun (Coban Siuk) yang pengunjunganya 50-100 orang terutama  pada hari sabtu dan minggu. “Saya dan teman-teman mahasiswa lainnya sepakat bahwa Desa Taji ini potensial untuk digarap menjadi pariwisata mandiri. Untuk itu kami coba buatkan spot-spot foto yang instagramble”, ujar Istiq Laily Zahro sebagai koordinator mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. “Nah nantinya produk olahan kopi bisa jadi oleh-oleh khas daerah sini”, tambahnya.

Ibu Ibu PKK Desa Taji antusias mengikuti praktek pembuatan cookies kopi

     Selama proses inisiasi industri olahan kopi, yang melibatkan kepala desa dan perangkatnya serta ibu-ibu PKK, respon yang muncul sangatlah baik. “Kami tertarik untuk segera menjual cookies kopi ini”, ujar salah satu ibu-ibu PKK. Selain praktek pembuatan olahan kopi, tim pengabdian masyarakat ini juga memberikan bantuan seperangkat alat untuk pembuatan cookies seperti oven, mixer, timbangan, loyang, tabung gas  dan grinder sebagai alat penghalus kopi.

     Apresiasi juga disampaikan oleh Mochammad Wachid, STP.MSc selaku Ketua Program Studi Teknologi Pangan kepada mahasiswa yang terlibat. “Kegiatan ini akan mendapat pengakuan sebagai KKN  (Kuliah Kerja Nyata) dan konversi nilai pada Mata Kuliah tertentu”, ujar Mochammad Wachid. Harapan ke depannya, kegiatan inisiasi industri olahan kopi ini bisa dapat terbentuk UMKM. “Pasca kegiatan ini, kami akan berusaha mendampingi sertifikasi halal dan surat ijin usahanya. Sementara saat ini, cookies kopi sedang diuji kandungan nutrisinya di laboratorium yang ada di FPP, UMM yang sudah terakreditasi KAN ISO 17025”, pungkas Sri Winarsih. (RAN/hum) 

Shared: