Enam Sertifikasi Pertanian ini Bisa Diuji di FPP UMM

Senin, 19 September 2016 11:49 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

Suasana ujian sertifikasi yang berlangsung di UMM Suasana ujian sertifikasi yang berlangsung di lahan pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dipercaya oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pertanian sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK). Terdapat enam skema uji kompetensi yang bisa disertifikasi. Uji kompetensi meliputi kompetensi pertanian, kompetensi produksi unggas, kompetensi budidaya tanaman, kompetensi budidaya bunga, kompetensi pembibitan, dan kompetensi fasilitator petanian organik.

Ketua TUK FPP UMM Henik Sukorini mengatakan, TUK FPP ini merupakan satu-satunya TUK di Malang Raya yang sudah disetujui LSP Pertanian. TUK telah diresmikan sejak April 2016. “Seluruh masyarakat, bisa mengikuti uji kompetensi pertanian ini, terlebih para petani, pengusaha pertanian, maupun pengelola pangan,” kata Henik di sela-sela kegiatan uji kompetensi pertanian yang berlangsung di UMM, Sabtu (17/9).

Henik menekankan, di era MEA ini, sebagian besar perusahaan meminta adanya sertifikasi yang dapat membuktikan keahlian seseorang di suatu bidang. Sementara bagi mahasiswa UMM, uji kompetensi menjadi bekal penting agar bisa terjun di dunia kerja karena telah memiliki kualifikasi yang tersertifikasi.

Bagi Henik, dunia kerja yang kian mengglobal menuntut setiap orang memiliki keahlian. Namun, tidak semua orang memiliki sertifikat pengakuan sebagai bukti keahliannya tersebut. Ketika akan mengekspor barang misalnya, akan dipertanyakan apakah pengelola pertaniannya sudah bersertifikasi. "Kalau belum, berarti perusahaan itu tidak sesuai standarnya," ungkap Wakil Dekan III FPP UMM tersebut.

Untuk pelaksanaan ujian selain diawasi langsung oleh LSP, tim asesor kompetensi juga ikut mengawal berlangsungnya ujian yang dilakukan selama empat hari tersebut. “FPP UMM kini memiliki delapan asesor. Kalau kurang, kita bisa tambah dari universitas lain,” ujar dosen Agroteknologi tersebut.

Shared: