Kebiasaan Bisa Menjadi Takdir

Kamis, 20 September 2012 15:04 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

SELAMAT BERJUANG: Dekanat berfoto bersama wisudawan dan wisudawati terbaik

 

Yudisium FPP diadakan di Hotel UMM Inn (11/9) dengan jumlah peserta 29 dan dihadiri beberapa dosen. Seperti biasa, mahasiswa selalu diberi wejangan untuk menghadapi masa depan, baik sebagai pencipta maupun pencari kerja.

Menurut Dekan, Dr. Ir. Damat, MP, kelulusan tidak hanya disyukuri dengan mengucapkan alhamdulillah saja, tetapi juga diimbangi dengan kerja keras. “Anda juga harus bersyukur karena sebagian besar teman-teman anda sudah diterima bekerja,” ungkapnya. Yudisium bukan akhir dari belajar, tapi masih harus ada pembelajaran terus, meski bukan di kampus. Berdasarkan hasil penelitian dari National Associate Employee (NAE), Amerika Serikat, keberhasilan seorang mahasiswa tidak hanya diukur dengan nilai akademik saja.

Skill yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa maupun lulusan adalah komunikasi yang menduduki posisi pertama. Untuk itu, mengingat pentingnya komunikasi tersebut, ia mengimbau pada para peserta yudisium agar memiliki kemampuan bahasa Inggris, mengingat UMM khususnya FPP telah menjalin kerjasama dengan instansi dari luar negeri. Tidak hanya sekedar berkomunikasi, etikanya pun juga harus diperhatikan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.

“Ketika anda dikirimi SMS, balaslah segera, itulah salah satu etikanya. Jangan cuek terhadap lingkungan dan anda harus responsif. Karena kalau sudah memiliki karakter cuek akan menjadi kebiasaan,” tegasnya. Setiap hal yang dilakukan bisa menjadi kebiasaan yang berujung pada takdir. Kejujuran merupakan skill kedua yang penting dan juga menjadi faktor penentu kesuksesan. Jangan sampai ada mahasiswa maupun alumni yang berbohong pada orang tua. Jika sampai terjadi harus segera minta maaf agar rezeki yang didapat barokah.

Skill berikutnya adalah kepercayaan. Ketika seseorang sudah mendapat kepercayaan dari siapapun, tentu hal tersebut akan menguntungkan baginya. Tetapi jika sudah kehilangan kepercayaan, susah mengembalikannya. “Kalau anda dapat tugas segera selesaikan, usahakan sebelum tenggat waktu,” tuturnya. Ia mencontohkan Chairul Tanjung, seorang pengusaha sukses yang selalu mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu. Sedangkan nilai akademik menduduki urutan ke-17. Pesan dari Damat sebelum menutup orasinya agar semua lulusan FPP bisa menjadi orang bermanfaat sesuai dengan apa yang diharapkan orang tuanya dan juga mendoakannya. 

Lulusan terbaik tingkat FPP diraih oleh Viviet Noviyanti dari jurusan Agroteknologi dengan IPK 3,86, Lugas Edi Mustafa dari jurusan Agroteknologi dengan IPK 3,76, dan Nindya Sukmawati dari jurusan Agribisnis dengan IPK 3,60.

Shared: