Mahasiswa FPP Kenalkan Berbagai Olahan Buah Naga di desa Bulurejo, Banyuwangi sebagai Bentuk Pengabdian Masyarakat dari Mahasiswa (PMM)

Sabtu, 27 Maret 2021 18:07 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

Mahasiswa FPP yang tergabung dalam PMM 45 memberikan pelatihan pembuatan olahan produk buah naga di rumah warga Desa Bulurejo, Banyuwangi

    Sebanyak empat mahasiswa FPP yang tergabung dalam kelompok 45 untuk program PMM gelombang II Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan penyuluhan diversifikasi produk berbasis buah naga. Penyuluhan ini diperuntukkan untuk istri petani dan ibu-ibu PKK di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Banyuwangi. Alasan buah naga dijadikan sebagai bahan diversifikasi olahan, karena desa tersebut merupakan sentra perkebunan buah Naga. Tak heran, jika desa Bulurejo dikenal sebagai “Kampung Naga”. Akan tetapi, seringkali ketika musim panen, banyak buah naga terbuang percuma karena tidak lolos sortir.

Tiga olahan produk berbasis buah naga, hasil pelatihan mahasiswa FPP yang tergabung PMM 45

    Berlatar belakang kondisi tersebut, kelompok PMM yang dibimbing oleh Bapak Sholahuddin Al-Fatih, S.H., M.H. mengajak masyarakat Desa Bulurejo untuk mengolah buah naga. Pengolahan produk yang didemonstrasikan oleh mahasiswa FPP diantaranya selai dan minuman kesehatan, serta memanfaatkan kulit buah naga menjadi teh herbal. Sari buah naga difermentasi dengan jeruk lemon selama 14 hari untuk mendapatkan minuman kesehatan. Tak hanya itu, daging buah juga bisa diolah menjadi selai dengan penambahan jeruk lemon pula. Sementara kulit buah naga yang biasanya menjadi limbah, disulap menjadi teh. Ketiga produk olahan tersebut mempunyai efek fungsional yakni mempunyai kandungan antioksidan. Manfaat antioksidan sebagai penangkal radikal bebas yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya kanker.

    Kegiatan pengolahan produk ini berlokasi di rumah Edi Lusi, kepada Dusun Tambakrejo yang juga merupakan Ketua PANABA (Petani Naga Banyuwangi). “Adanya pelatihan pengolahan di Desa Bulurejo ini, harapannya masyarakat dapat lebih memaksimalkan potensi buah naga,” ujarnya. Sementara Marscya, salah satu mahasiswa FPP berharap penyuluhan diversifikasi produk ini mampu meningkatkan nilai jual dan dapat meningkatkan umur simpan buah naga. (RAN/hum)

Shared: