Mahasiswa FPP UMM sedang Melakukan Panen pada Kebun Stroberi (Dokpri)
MALANG — Mahasiswa Fakultas Pertanian Peternakan UMM kembali mendapatkan kesempatan internship ke Jepang. Pada Minggu (15/01), mereka diberangkatkan ke Jepang. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mendapatkan kesempatan internship ke salah satu perusahaan di Jepang ini empat di antaranya merupakan mahasiswa dari Fakultas Pertanian Peternakan UMM. Para peserta magang ini nantinya akan menjalani praktik kerja atau magang di perusahaan penerima di Jepang. Adapun perusahaan tempat mereka magang ini adalah perusahaan yang tentunya bergerak di bidang pertanian, yaitu Kimijima Nouen yang berlokasi di Kota Yaita, Prefektur Tochigi.
Seluruh mahasiswa FPP UMM ini mendapatkan pembekalan sebelum mereka diberangkatkan ke Jepang. Pada Kamis (12/01), mereka melakukan pembekalan di LPK Lingua Global Utama yang terletak di Bandung. LPK Lingua Global Utama ini suatu lembaga pelatihan kerja yang bergerak di bidang pelatihan bahasa asing dan juga pelatihan kerja bagi para calon tenaga kerja (SDM) yang akan magang dan bekerja di Jepang. Program internship ini berguna sekali dalam kerjasama internasional dan juga kontribusi negara. Setelah melakukan pelatihan tersebut, para mahasiswa ini diberangkatkan pada Mingu (15/01) dengan rute keberangkatan dari Jakarta - Manila - Tokyo. Program magang yang mereka jalani ini akan dilakukan dalam kurun waktu selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 17 Januari sampai dengan 13 April 2023.
Perusahaan di Jepang pada umunya rata-rata aktif pada hari Senin hingga Jumat saja. Adapun jam kerja pada setiap harinya ini selama delapan jam yang belum termasuk jam istirahatnya. Perusahaan di Jepang biasanya memiliki jam istirahat terbagi-bagi.
“Di sini, kita memulai kegiatan dari jam 7 pagi sampai dengan jam 4 sore. Dari jam tersebut, kita dapat jeda istirahat 15 menit pada jam 10 sama istirahat 30 menitnya di jam 12. Biasanya perusahaan di Jepang ini memiliki jam istirahat singkat sekitar 15 menit, sebelum istirahat pada siang harinya dimulai. Lalu, pada istirahat siang berlangsung digunakan untuk makan siang selama kurang lebih 30 menit dan ada juga tambahan waktu istirahat singkat setelah istirahat siang sekitar 15 menit. Bagi para mahasiswa internship muslim akan memenfaatkan waktu istirahat siangnya untuk melakukan sholat dzuhur, serta sholat asharnya akan dilakukan setelah mereka pulang.” Ungkap Nadira, salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian Peternakan UMM yang mengikuti magang di Jepang.
Pada kegiatan magang di Jepang yang mereka jalani ini, mereka belajar sekaligus bekerja sesuai dengan instruksi langsung yang diarahkan oleh pemandu yang berasal dari Jepang. Maka dari itu, pentingnya kemampuan bahasa Jepang untuk percakapan sehari-hari di sana sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja mereka. “Tapi, di perusahaan tempat kami magang, bisa dikatakan lumayan banyak senior yang asalnya dari Indonesia sehingga hal ini mempermudah kami dalam proses penjelasan mengenai tata cara bekerja,” Timpal salah satu mahasiswa FPP UMM yang juga menjadi peserta magang ke Jepang.
Ilmu yang mereka dapatkan dari perusahaan Kimijima Noueun ini banyak sekali, dimulai dari hal yang paling dasar, yaitu kedisiplinan, ketepatan dalam bekerja, sampai kejujuran. Tentunya, tidak hanya itu yang mereka dapatkan. Di sana mereka tentunya juga diajari ilmu-ilmu terkait dengan ilmu pertanian.
“Kalau dari segi ilmu pertanian sih mungkin kami belum terlalu banyak belajar, karena kami di sini juga masih baru 2 minggu. Dan lagi memang dari kami datang sampe pulang nanti itu masuk ke musim panen, jadi selama kami di sini mungkin hanya akan belajar seputar itu saja,” Ujar Nadira
“Tapi.., proses panennya juga tidak bisa dikatakan semudah itu juga. Faktor tinggi tanamannya yang hanya sebetis kita, jadi membuat kita agak kesulitan saat proses panennya. Ditambah lagi saat prosesnya kita harus berjalan menunduk untuk mencapai tanamannya sambil mendoro gerobak berisi hako (keranjang tempat stroberinya). Dalam proses panen ini, cara petik stroberi tersebut juga harus benar-benar diperhatikan, tidak boleh sembarangan petik saja,” Tambah Nadira
Mahasiswa Kehutanan Fakultas Pertanian Peternakan UMM, Nadira, juga menjelaskan bahwa pada saat memetik atau memanen stroberi ada banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan, yaitu saat memetik tidak boleh menyisakan tangkai buahnya, saat dipetik buahnya tidak boleh lecet, cara penyusunan stroberinya di keranjang juga harus benar tidak asal-asalan, warna stroberi yang dipetik tidak boleh yang terlalu merah, dan tidak boleh yang terlalu banyak putihnya. “Jadi, memang stroberi yang dijual di pasaran itu adalah stroberi terbaik yang memiliki kualitas yang benar-benar baik di perusahaan.” Jelas Nadira
Setiap adanya masalah atau hal-hal yang kurang dimenegrti oleh para peserta magang nantinya akan dijelaskan oleh penanggungjawab yang memandu para peserta magang tersebut. Pada minggu kedua, para peserta magang sudah akan dilepas dan juga diberi tanggungjawab yang lebih untuk menjalankan pekerjaan mereka sendiri tanpa adanya pendampingan lagi. Namun, peserta magang akan tetap dipantau dan tetap diberi arahan saat mereka melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan alur pengerjaan.
Peserta magang mahasiswa FPP UMM sedang Melakukan Pembungkusan Stroberi ke Dalam Dus Kemasannya (Dokpri)
Panen stroberi sangat tergantung pada cuaca di Jepang. Apabila cuaca kemarin mendung atau tidak panas, maka panen hari ini sedikit dan akan selesai lebih cepat. Namun, apabila cuaca kemarin cerah atau panas maka panen hari ini banyak dan akan selesai lebih lama. Bahkan terkadang bisa melebihi waktu pulang, yakni pukul lima sore. Setelah pekerjaan memanen selesai, dilanjut membantu bagian packing melipat beberapa kardus.
Selama program magang berjalan, selama itu pula peserta magang akan belajar proses kerja di perusahaan “Kimijima Nouen” yang bergerak di bidang pertanian stroberi Jepang. Di Jepang sendiri secara keseluruhan tidak ada metode budidaya stroberi yang beragam. Jepang memiliki empat musim, hal inilah yang menyebabkan penanaman stroberi dilakukan secara hati-hati, dan tentu setiap musimnya tadi memerlukan perhatian khusus yang berbeda dari iklim lokal. Pemilihan varietas stroberi ini juga sangat perlu diperhatikan. Di perusahaan Kimijima Noueun ini ada tiga varietas yang digunakan, yaitu totchotome, tochiaika, dan skyberry.
“Green housenya juga berbeda dari yang ada di Indonesia, karena di sini sudah dilengkapi dengan pengatur suhu ruangan, pengatur penyiraman air-hara, penghangat tanah, gas CO, dan ruangan. Gas CO diberikan dengan cara dihembuskan ke ruang green house saat sebelum matahari terbit untuk membantu pertumbuhan stroberi. Ada pengontrol tekanan air juga yang dialirkan melalui pipa pipa untuk menyirami tanah media tanaman stroberi. Green housenya juga dilengkapi plastik penutup beberapa lapis dengan tujuan untuk mengatur suhu ruangan dalam green house yang dapat dibuka tutup secara otomatis dengan kawat. Ada juga lapisan plastik yang dibukanya kalau ada cahaya matahari terik supaya buahnya bisa cepat matang.” Terang Nadira saat membahas tentang green house yang ada di perusahaan magangnya.
Nadira menjelaskan bahwa, “Motivasi yang nomor satu dan utama pastinya minta restu orang tua. Kemudian, yang perlu disiapkan, yaitu berkas-berkas pendaftaran (paspor dan sebagainya), kursus bahasa Jepang karena ini penting banget buat komunikasi sama pekerja yang lain, mental, sama pikiran yang selalu positif dan optimis karena ‘we become what we think about’, kita akan menjadi seperti apa yang selalu kita fikirkan.”