Mewakili UMM, Mahasiswa FPP lolos Pendanaan di Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020

Jum'at, 07 Agustus 2020 06:28 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

  
Inisiasi Trial Pembuatan Olahan Produk dari Tim FPP yang lolos PHP2D 2020

     FPP berhasil meloloskan 2 tim sebagai perwakilan UMM dalam Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020. tersebut. UMM termasuk salah satu dari 253 Perguruan Tinggi yang mendapatkan pendanaan program tersebut. PHP2D merupakan merupakan suatu kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Lembaga Eksekutif Mahasiswa.

     Mahasiswa pelaksana PHP2D ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa peduli dan berkontribusi kepada masyarakat di desa agar terbangun desa binaan yang aktif, mandiri, berwirausaha, dan sejahtera. Di sisi lain, masyarakat desa diharapkan mampu menemukan dan mengembangkan potensi yang sudah ada untuk diwujudkan menjadi kegiatan nyata atau mengembangkan kegiatan yang telah dirintis masyarakat menjadi lebih berkembang dan bermanfaat sehingga dapat mewujudkan ketahanan nasional di wilayah Republik Indonesia.

     Dua tim FPP yang lolos dalam pendanaan tersebut menawarkan program yang cukup menarik. Tim dari Prodi Teknologi Pangan yang diketuai oleh Istiq Laili Zahro, membuat program berupa “INISIASI INDUSTRI OLAHAN KOPI DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK KOPI KHAS TAJI UNTUK MENUNJANG PARIWISATA MANDIRI DESA TAJI LERENG BROMO”. Sementara tim lainnya dari prodi Perikanan yang diketuai oleh  Nur Syaifudin mengajukan program “KAMPUNG TANGGUH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI AKUAPONIK UNTUK KEMANDIRIAN PANGAN KELUARGA DI DESA SUMBERSEKAR, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG”.

     Menurut Ir.Henik Sukorini, MP. PhD selaku Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan, tiap Perguruan Tinggi dibatasi hanya 2 tim yang lolos pendanaan. “Saya sangat bangga dengan prestasi ini, karena kedua tim yang lolos berasal dari FPP”, ujarnya. Untuk kedua tim yang lolos pendanaan, Henik mengaku FPP akan memberikan apresiasi berupa sertifikat dan dibebaskan untuk KKN (Kuliah Kerja Nyata). “Mereka patut diapresiasi, karena semangat belajar mereka yang tidak surut meskipun di tengah pandemi ini”, tambahnya. (RAN/hum)

Shared: