"Revolusi Biru" Untuk Indonesia

Jum'at, 11 Mei 2012 13:34 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

BERDAYAKAN LAUT: Ir. Widodo Farid Ma’ruf, M.Sc., Ph. D., Ketua Forum Rumput Laut, membeberkan kekayaan laut Indonesia

Sebagai negara maritim, Indonesia terkenal sebagai “surga” dalam hal kekayaan laut. Banyak hal yang dapat diperoleh dari laut Indonesia yang terbentang sangat luas. Salah satunya adalah rumput laut. Hal tersebut dibahas dalam acara Seminar Nasional Perikanan di Aula BAU (30/4) yang mengusung tema “Optimalisasi Insan Perikanan Dalam Pengembangan Perikanan dan Kelautan yang Berbasis Kesejahteraan Rakyat dan Berwawasan Lingkungan”. 

Dr. Drs. Jumbuh Rukmono, M.Si., Direktur Usaha dan Investasi dan Budidaya menjelaskan, bahwa rumput laut merupakan salah satu komoditi sub-sektor perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena menghasilkan alginate, agar-agar dan karaginan. Alginate, agar-agar dan karaginan mempunyai tingkat kegunaan tinggi dalam berbagai bidang, seperti industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Seiring dengan berkembangnya industri tersebut, menyebabkan permintaan rumput laut terus meningkat baik untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor.

Secara ekonomi, rumput laut dapat memberikan sumbangan devisa bagi negara dan meningkatkan pendapatan nasional. Di samping itu, budidaya rumput laut ternyata mampu mengubah tingkat sosial-ekonomi masyarakat pesisir dan mengingkatkan pendapatan serta dapat melindungi sumberdaya pesisir melalui pengalihan kegiatan yang dapat merusak lingkungan, misalnya pengambilan karang dan penggunaan bahan peledak untuk penangkapan ikan.

“Kita harus melakukan revolusi biru (memanfaatkan kekayaan laut) karena perikanan Indonesia agak turun,” terangnya. Orang zaman sekarang, lanjutnya, ingin hidup sehat dan panjang umur, dan ikan cocok sekali bagi mereka. Ikan juga masih dibutuhkan dunia karena sangat sehat dan bisa membuat cerdas. Selain ikan, rumput laut harus dibudidayakan karena bisa menyegarkan udara, bahkan bisa dibuat untuk bahan pembuatan kertas.    

Perairan Indonesia memiliki sumberdaya  plasma nutfah rumput laut kurang lebih 555 jenis. Beberapa jenis rumput laut tersebut telah mampu dikembangkan untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Rumput laut yang umumnya dibudidayakan adalah jenis K.alvarezii dan Gracilaria. K.alvarezii mempunyai nilai ekonomis penting karena merupakan penghasil karaginan. Dalam dunia industri dan perdagangan, karaginan mempunyai manfaat yang sama dengan agar-agar dan alginate, yakni digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi, kosmetik, makanan dan lain-lain.

Budidaya rumput laut menjanjikan peningkatan produksi secara berlanjut, apabila didukung oleh teknologi, peraturan serta perundang-undangan yang tepat. Pada saatnya, budidaya perairan rumput laut ini dapat dijadikan sebagai produsen utama hasil laut yang mampu menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nelayan, menjamin keberlanjutan peningkatan produksi hasil laut serta memberi kontribusi nyata pada peningkatan perolehan devisa.

Indonesia merupakan raksasa dalam perikanan yang perlu digarap secara maksimal. Indonesia juga sangat kaya dalam spesies laut. Masih banyak spesies yang perlu digali. “Negara kita punya banyak kekayaan laut, salah satunya adalah rumput laut, dan kita harus bisa mengelolanya sebaik mungkin untuk kemajuan bangsa,” tegas Dr. Ir. David Hermawan, M.P. dosen Perikanan UMM.
Shared: