Tekankan Softskill Untuk Kesuksesan

Senin, 31 Oktober 2011 11:49 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

Kepala SMKN 2 Batu, Imam Ghozali (kanan) memaparkan
tips sukses untuk siswanya

 
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pertanian khusunya pangan, SMKN 2 Batu mengadakan kunjungan ke jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) UMM, Selasa (27/9/2011). Sebanyak lebih dari 40 orang, termasuk kepala sekolah dan guru mengikuti acara yang bertempat di Aula Sidang Pembantu Rektor (PR) I tersebut. 

“Pangan adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai sebelum lahir hingga akan meninggal, manusia selalu butuh makan,” ujar Sukardi, Ketua Program Studi (Kaprodi) ITP. Oleh karena itu, bisnis di dunia pangan paling cepat pertumbuhannya. Bisa dilihat dari makin banyaknya usaha kuliner yang bermunculan. Berbicara tentang ITP, jurusan tersebut menargetkan semua mahasiswa harus lulus dalam waktu empat tahun untuk jenjang studi S1.

Untuk angkatan 2007 kebanyakan lulus tepat waktu. Hal tersebut tentu sangat membanggakan dan merupakan suatu prestasi yang harus dipertahankan. Sekalipun ITP adalah jurusan yang berhubungan dengan dunia pertanian, tidak menutup kemungkinan para alumninya bisa menjalani usaha selain bidang tersebut. Misalnya, alumni bisa menjadi fotografer.

Alumni juga bisa menjadi pengusaha jika ada minat untuk terjun ke sana. FPP memfasilitasi minat tersebut dengan University Farm. Di tempat tersebut, mahasiswa tidak hanya diberi teori saja, tapi lebih ke praktik, sehingga softskill dan hardskill terlatih. Lebih lanjut, kepala sekolah SMKN 2 Batu, Imam Ghozali menambahkan, softskill lebih penting dari hardskill. “Ada dua siswa yang sama-sama pintar. Yang pertama masuk ruangan tanpa salam dan langsung duduk. Yang kedua, masuk dengan salam. Siswa yang kedua merupakan contoh penerapan nyata softskill,” terangnya mencontohkan.

Baginya, softskill harus lebih ditekankan daripada hardskill, khususnya dalam dunia kerja, karena softskill mencerminkan kepribadian seseorang. Beberapa diantaranya, jujur, berakhlak mulia, tanggung jawab, mampu bekerja sama, dan lain-lain. Tanpa softskill, sulit untuk menggapai kesuksesan. Sedangkan IPK hanya sebagai pelengkap.   

Mochamad Wachid, selaku Kepala Laboratorium Rekayasa Pangan ITP, menjelaskan kegiatan yang dilakukan di laboratorium. “Lab ini bisa mendukung proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), utamanya praktikum yang tentunya menyesuaikan kurikulum,” ujar pria yang mengampu mata kuliah perencanaan unit produksi tersebut. Kegiatan yang sering dilakukan yaitu pelatihan yang berhubungan dengan ilmu tersebut.

ITP menawarkan fleksibilitas kepada siapapun yang ingin belajar di sini (ITP, red). Misalnya, jika ada pihak sekolah yang ingin mengadakan kunjungan ke ITP, pihak ITP mempersilakan. Atau sebaliknya, ITP bersedia mengadakan pelatihan di sekolah tersebut. Begitu juga dengan kuliah. Tidak hanya berkutat di ruangan saja, tetapi bisa juga di taman atau laboratorium. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penyegaran pikiran agar proses belajar tidak membosankan bagi mahasiswa. 

Shared: