Teliti Rantai Nilai Cabe, FAO Gandeng FPP-UMM

Sabtu, 04 Agustus 2012 08:12 WIB   Fakultas Pertanian-Peternakan

 
TIM FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UMM SAT BERDIALOG DENGAN PETANI CABAI DI KEDIRI BEBERAPA WAKTU LALU

MALANG. Guru Besar Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof.Dr.Ir. Jabal Tarik Ibrahim, MS dipercaya Bank Indonesia Kediri untuk meneliti Kluster Cabai di Kediri. Penelitian ini dikhususkan di Kecamatan Kepung Kediri tahun lalu. BI memandang pentingnya riset kluster cabai tersebut karena potensi inflasinya. Apalagi, kebanyakan petani cabai juga sudah berorientasi agribisnis dan mempunyai akses luas pada perbankan.

Hasil penelitian itu ternyata ditindaklanjuti FAO (Food and Agriculture Organization) untuk diteliti lebih detail denga area yang lebih luas mencakup Provinsi Jawa Timur, dengan sampel Kabupaten Kediri dan Blitar. Sebuah lembaga di bawah PBB  (Persyerikatan Bangsa-Bangsa) ini mempercayakan tim dari Fakultas Pertanian – Peternakan (FPP) UMM untuk melakukan riset penting tersebut.



Misi riset ini adalah untuk memperoleh solusi yang menguntungkan banyak pihak, pemberdayan petani sebagai produsen, pengolah cabai dari tingkat usaha mikro hingga agroindustry, juga perlinndungan konsumen rumah tangga. Pada riset yang lebih luas ini  Jabal menggandeng tim dari FPP UMM tidak hanya dari jurusan Agroteknologi dan Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan.

 

Pelibatan tim dari berbagai keahlian adalah untuk memperoleh jastifikasi pakar yang relevan dengan temuan lapang. ” Bagi petani, usaha tani cabai merupakan high risk – high return”. Artinya petani bisa mengalami kerugian besar, tetapi juga bisa memperoleh keuntungan besar”. ungkap Jabal.

 

karena bukan makanan pokok juga, harga cabai kadang merosot tajam hingga petani mengalami kerugian. Ini terjadi ketika panen raya, produksi cabai emningkat sementara permintaan pasar tidak mengalami peningkatan.

 

masih menurut Jabal, fokus riset tim agribisnis adalah analisis rantai nilai cabai dari hulu (usahatani) sampai hilir (industry dan konsumen). Fokus analisis mencakup keuntungan dan nilai tambah bisnis cabai pada masing-masing rantai nilai, peran lembaga pemasaran dari tengkulak, grosir hingga pengecer, serta peran pemerintah (Dinas Pertanian) dan lembaga penunjang seperti kelompok tani, asosiasi petani cabai dan koperasi.

 

Rekomendasi yang diharapkan adalah ditemukannya strategi pengembangan rantai nilai cabai untuk keuntungan segenap stakeholders yang berkepentingan dengan komoditi cabai, termasuk konsumen.

 

Keterlibatan tim riset dari Jurusan Agroteknologi terutama dalam mengatasi persoalan hama dan penyakit cabai yang sering dihadapi petani. sedangkan tim riset dari Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan dalam pengembangan rantai nilai di hilir yaitu untuk pemberdayaan UKM pengolahan cabai dalam hal keamanan pangan olahan, teknik kemasan dan lain-lain. 

 

Menurut Rahayu Relawati, anggota tim riset dari jurusan Agribisnis, kepercayaan FAO pada riset ini harus dijalankan sebak mungkin, karena rekomendasi akan dijadikan rujukan FAO untuk melakukan pengembangan rantai nilai cabai yang komprehensif, Khusus bagi Jurusan Agribisnis FPP-UMM, ada manfaat besar dari riset ini yang mendukung aktivitas akademik bagi mahasiswa. Pertama, ada keterlibatan mahasiswa dalam riset ini dilapang, yang berarti membekali mereka tentang kemampuan penelitian itu sendiri, dan sekaligus meluaskan wawasan mereka tentang dunia praktisi agribisnis cabai.

 

Masih menurut Rahayu, mendekatkan mahasiswa pada agribisnis cabai ternyata telah menginspirasi keinginan mhasiswa untuk menjadi entrepreneur agribisnis di masa datang.

 

Wah ternyata jadi praktisi agribisnis cabai bisa kaya raya, ” ungkap Fandy, salah satu mahasiswa.

 

Bayangan mahasiswa tentang petani gurem suram tidak didapatkan pada cabai yang sukses. Pada beberapa kesempatan kuliah Rahayu juga menggunakan pengalamnnya sebagai anggota tim riset untuk memperkaya bahan kuliahnya. Dan yang terpenting adalah semangat entrepreneurship bidang agribisnis harus senantiasa ditebarkan pada mahasiswa Jurusan Agribisnis dan Fakultas Pertanian – Petrnakan pada umumnya.

 

Itu baru sekilas gambaran tentang kompleksitas agribisnis cabai, dan masih banyak lagi tantangan dari bidang agribisnis untuk komoditi lainnya. Oleh karena itu Jurusan Agribisnis FPP-UMM memperkaya materi kuliah dengan temuan-temuan hasil riset lapang yang uptodate sebagai bekal mahasiswa menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

 

Sumber : Malang Post, Kamis26  Juli 2012, hal. 4, Edupolitan


Shared: