Agung Irawan salah satu dari mahasiswa jurusan peternakan yang mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Jepang lewat program Jenesys 2.0 |
Mahasiswa Fakultas Pertanian-Peternakan UMM kembali menorehkan prestasi di tingkat Internasional. Kali ini giliran Agung Irawan, mahasiswa Jurusan Peternakan yang mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Jepang lewat program Jenesys 2.0 (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth) atau Jaringan Pertukaran untuk Mahasiswa dan Pemuda Jepang-Asia Timur. Program yang diikuti sebanyak 96 mahasiswa dari seluruh Indonesia itu akan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu (23/02-04/03).
Menurut Agung, proses seleksi untuk bisa diterima pada program tersebut terdiri dari dua tahap yaitu tahap seleksi administrasi dan interview langsung via telepon. Ia mengatakan, lebih dari 2000 pendaftar yang mengikuti seleksi program ini. “Pada tahap pertama panitia menjaring 150 calon peserta terbaik dari seluruh pelamar, lalu pada tahap interview panitia menetapkan 96 peserta terpilih” tutur mahasiswa semester delapan itu.
Lebih lanjut, mahasiswa yang pernah menyandang predikat juara tiga Mahasiswa Berprestasi tingkat UMM itu menjelaskan, program Jenesys bertujuan untuk memperkuat dasar hubungan diplomatik antara Jepang dan masing-masing negara Asia dan Oseania. Program tersebut sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Jepang, dan dilaksanakan oleh Japan International Cooperation Center (JICE) dan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia berkerjasama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (PPIM UIN Jakarta) sebagai tim seleksi.
Selama berada di Jepang, peserta akan mengikti sejumlah kegaitan, antara lain, kunjungan ke beberapa perusahaan Jepang untuk mengetahui langsung cutting edge teknologi tinggi yang dikembangkan dan mengenal lebih dekat ‘made in Japan, kunjungan ke beberapa provinsi di Jepang untuk meningkatkan pemahaman tentang kekuatan budaya, atraksi, dan nilai-nilai lokal yang ada di Jepang, dan mengunjungi arsitektur sejarah, bangunan keagamaan dan situs warisan dunia (world heritages) yang ada di Jepang. “Program ini juga bertujuan sebagai proses internasionalisasi beberapa daerah di Jepang yang dengan menekankan pemuda sebagai sumber daya manusia” imbuhnya.