 |
| The activity have been carried out by the Agribusiness studi program to achieve excellent accrediation |
Program studi (Prodi) Agribisnis, Fakultas Pertanian Peternakan, UMM berhasil raih Akreditasi Unggul dari BAN-PT. Prodi yang sebelumnya menyandang akreditas A ini, sekarang berubah menjadi Akreditasi unggul setelah prodi Agribisnis mengajukan Suplemen Konversi Prodi. Akreditasi Unggul ini menjadi pengakuan pihak luar terhadap kualitas pendidikan dan penunjang lain di Prodi Agribisnis.
Melaui raihan ini, Prodi Agribisnis mampu menunjukkan bahwa kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan sudah memenuhi 9 kriteria akreditasi. Kriteria tersebut diantaranya 1) visi misi, tujuan dan strategi 2) tata pamong, tata kelola, dan kerjasama, 3) mahasiswa, 4) sumber daya manusia, 5) keuangan, sarana, dan prasaranan, 6) pendidikan, 7) penelitian, 8) pengabdian kepada masyarakat, dan 9) luaran dan capaian kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Berdasarkan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 dan Peraturan BAN-PT Nomor 1 Tahun 2020, terjadi pergeseran konversi peringkat yang awalnya A, B, dan C menjadi Unggul, Sangat Baik, dan Baik. Untuk itu prodi Agribisnis telah menyiapkan Instrumen Suplemen Konversi (ISK) agar akreditasi yang awalnya A menjadi Unggul”, ujar Livia Windiana, SP. M.Agr selaku sekretaris Prodi Agribisnis. Terdapat 4 unsur kriteria ISK yang telah disiapkan diantaranya unsur dosen tetap, kurikulum, penjaminan mutu, dan pelacakan lulusan.
Akreditasi Unggul bagi prodi Agrisbisnis dimaknai bukan hanya sebuah sertifikat saja namun sebuah bentuk cerminan pada sivitas akademika dalam menjalankan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehari-hari. “Semoga dengan diraihnya unggul ini, mutu dan pelayanan serta kapabilitas dari mahasiswa dan alumni bisa diandalkan ke depannya guna menghadapi Revolusi Industri 4.0”, ungkap Dr.Ir.Istis Baroh, MP, Ketua Prodi Agribinis. Istis juga berpendapat bahwa untuk mempertahankan akreditasi Unggul ini, maka prodi Agribisnis akan terus menjaga kualitas kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan terkini dengan cara berkolaborasi dengan stake holder, sehingga kurikulum tidak monoton. Selain itu melakukan upgrade kualitas SDM, peningkatan kualitas pelayanan untuk mahasiswa dan alumni, kualitas sarana dan prasarana juga perlu dilakukan. “Mahasiswa juga dilibatkan aktif dalam penelitian dan pengabdian dosen”, tutup Istis. (RAN/hum)
